TOPNASIONAL.COM, Inhil, 19 Agustus 2025 –
Pernyataan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang menyebut guru sebagai “beban negara” menuai gelombang kritik keras dari masyarakat, khususnya kalangan pendidikan. Ucapan itu dinilai sebagai pernyataan yang melecehkan profesi guru dan bahkan disebut menyerupai “bau bangkai” yang menimbulkan luka serta kekecewaan mendalam.
Guru, yang selama ini dikenal sebagai pilar utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, merasa diperlakukan tidak adil. Padahal, di pelosok negeri, banyak guru yang rela mengabdi dengan keterbatasan sarana, gaji minim, bahkan harus berjuang ekstra untuk tetap menjalankan tugas mulia mereka.
“Kalau bukan guru, siapa yang membentuk generasi penerus bangsa ini? Negara tidak akan berdiri tegak tanpa jasa guru. Ucapan Menteri Keuangan itu benar-benar melukai hati kami,” tegas salah seorang tokoh pendidikan di Indragiri Hilir.
Sejumlah aktivis menilai, pernyataan itu menunjukkan kegagalan komunikasi publik dari pejabat negara. Guru bukanlah beban, melainkan pondasi peradaban dan garda terdepan dalam membangun karakter bangsa.
Kemarahan publik terus bergulir. Stigma guru sebagai beban kini seakan menjadi noda yang sulit dihapus. Banyak pihak menegaskan bahwa dunia pendidikan membutuhkan penghargaan dan perhatian serius, bukan cemoohan dan stigma negatif.
Masyarakat berharap, pemerintah tidak hanya mengeluarkan permintaan maaf, tetapi juga melakukan langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan guru, memperbaiki sistem pendidikan, serta memberikan pengakuan yang layak atas pengabdian mereka.
Ucapan Menteri Keuangan RI ini menjadi pelajaran penting bahwa setiap kata yang keluar dari pejabat publik harus dijaga. Sebab, sekali lidah salah berbicara, dampaknya bisa melukai hati rakyat dan sulit terhapus dalam ingatan.
(Idham rizal)
0 Komentar